Kamis, 15 April 2010

SEJARAH TRAGEDI HEYSEL















Tgl 29 Mei 1985. Tempat: Stadion Heysel, Belgia. Kejadian menjelang partai Final Champions Cup antara LFC - Juventus. Beberapa jam sebelum kick off, pihak Liverpool telah menyampaikan keprihatinan atas kondisi keamanan dalam stadion. Aparat polisi sangat sedikit dan pagar pembatas antar suporter sangat minim.

Pihak panitia menepis kekhawatiran Liverpool dengan menyatakan satu tempat (Section H) telah disediakan khusus untuk penonton netral sebagai dinding hidup antara fans LFC - Juve. Inipun dikritik Liverpool dengan kekhawatiran tiket akhirnya beredar di kalangan fans LFC atau Juve. Kekhawatiran Liverpool menjadi kenyataan, Section H dipenuhi fans Juve yg berasal dari Belgia (para exptriat kaya Italy) dan dari Itali sendiri. mayoritas dari mereka berasal dari kalangan atas yg mampu membeli tiket Section H dengan harga berlipat dari orang Belgia.

Akhirnya tidak ada lagi pembatas antara kedua fans. Menjelang kick off, kedua fans mulai saling ejek, meningkat dengan saling lempar kembang api...terus makin panas. bahkan terdapat spanduk besar dari fans Juve yg menghina: Red Animals!...situasi makin panas...sampe akhirnya sekelompok kecil Liverpudlians berlari ke arah Section H.

Banyak analisa menyebut hal ini
sebagai bagian kultur stadion2 Inggris waktu itu, dimana para fans berlari ke arah pagar pembatas bila tim-nya mencetak gol (waktu itu banyak tribun di Inggris masih tribun berdiri). Fans Juve di Section H yg banyak dari kalangan menengah atas, tidak sadar samasekali atas kultur tersebut dan akhirnya mereka panik dan berlari menghindar ke arah tembok. Tembok runtuh....the rest is history. 39 orang meninggal (32 Itali, 4 Belgia, 2 Prancis, 1 Irlandia). Versi lain 38 fans dari Itali dan 1 Belgia. May they all rest in peace. Heysel, the lowest day in LFC history.

Bukan untuk bela diri, kerusuhan setelah tembok runtuh lebih banyak dilakukan oleh fans Juve yg marah. Mereka ini yg kemudian berkelahi dengan aparat, masuk lapangan, menyerang tribun LFC, dll. Liverpudlians yg baru sadar tragedi besar telah terjadi, cenderung menahan diri. Tapi kemarahan fans Juve ini harus diakui bisa dimaklumi karena sebagian dari mereka baru saja kehilangan teman dan saudara yg dicintai.

















http://www.mail-archive.com



0 komentar:

Posting Komentar